JAKARTA – Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mendesak polisi segera memeriksa mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi terkait kasus dugaan perjudian daring (judol).
Menurutnya, mencuatnya nama Budi Arie yang dikabarkan mendapat jatah hingga 50 persen dalam pengamanan situs judol menjadi alasan penjeratan Adhi Kismanto dkk. terbukti dalam sidang perdana kasus judol di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Budi Arie terlibat dalam kasus tersebut.
“Kesaksian di persidangan itu merupakan fakta hukum dan dapat melengkapi dua alat bukti yang harus segera ditindaklanjuti. Bahkan status penyidikannya bisa ditingkatkan ke penyidikan terhadap Budi Arie Setiadi,” kata Bambang saat dihubungi, Minggu (18/5).
Bambang menjelaskan, seseorang baru bisa ditetapkan sebagai tersangka jika ada dua alat bukti yang cukup. Menurutnya, berdasarkan fakta hukum perkara tersebut, syarat dua alat bukti sudah cukup bagi polisi untuk langsung menerbitkan Sprindik atau surat perintah penggeledahan.
“Sprindik ini juga menetapkan status tersangka setelah yang bersangkutan diperiksa. Setelah itu harus dibuat SPDP yang tembusannya dikirim ke Kejaksaan,” kata juru bicara itu.
Selain itu, menurut Bambang, hubungan antara Budi Arie dengan para tersangka juga bisa menjadi bukti kuat untuk menetapkan Budi Arie sebagai tersangka.
Oleh karena itu, Bambang mendesak pihak kepolisian segera mengusut dan memeriksa Budi Arie dalam kasus ini.
“Hubungan kekuasaan antara Budi Arie dan para tersangka tentu juga menjadi bukti kuat. Polisi harus bertindak cepat untuk mengusut dan memeriksa Budi Arie,” katanya.
TIM REDAKSI
