LUBUKLINGGAU, SUMSEL – Kota Lubuklinggau menjadi sorotan setelah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) memutuskan untuk tetap menggelar aktivitas belajar mengajar di hari cuti bersama Waisak 2025. Keputusan ini menuai polemik di masyarakat, terutama karena dua kabupaten lainnya di sekitarnya, Muratara dan Musi Rawas, memutuskan untuk meliburkan sekolah.
Dasar Keputusan
Kadisdikbud Kota Lubuklinggau, Firdaus Abki, Selasa (13/5), menjelaskan bahwa keputusan ini berdasarkan pada surat edaran (SE) yang dikeluarkan oleh BKPSDM. Menurut Firdaus, sekolah dianggap sebagai layanan langsung yang tidak boleh terganggu.
Polemik dan Reaksi
Keputusan ini memicu reaksi keras dari masyarakat. Banyak yang mempertanyakan mengapa sekolah di Lubuklinggau harus tetap masuk sementara kabupaten lainnya meliburkan sekolah. Firdaus menegaskan bahwa pihaknya hanya mengikuti aturan yang ada dan tidak pernah mengeluarkan aturan yang memaksa sekolah untuk tetap masuk tanpa dasar yang jelas.
Alasan di Balik Keputusan
Firdaus menjelaskan bahwa keputusan ini juga berdasarkan pada kalender pendidikan dan standar nasional pendidikan. Ia khawatir bahwa jika sekolah terus-menerus libur, maka proses belajar mengajar akan terganggu. Oleh karena itu, pihaknya memutuskan untuk mengikuti surat edaran dari Pemerintah Kota dan SKB tiga menteri.
Masa Depan Pendidikan di Lubuklinggau
Keputusan ini tentunya akan berdampak pada masa depan pendidikan di Lubuklinggau. Apakah keputusan ini akan membawa dampak positif atau negatif bagi siswa dan guru, masih perlu dilihat lebih lanjut. Yang pasti, polemik ini menunjukkan bahwa pendidikan di Lubuklinggau masih memiliki banyak tantangan yang perlu diatasi.
TIM REDAKSI
